Selasa, 03 Mei 2011

media pembelajaran


A. Definisi media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunkana orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merancang siswa untuk belajar buku, film, kaset dan bingkai.
Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertian yang berbeda . menurutnya media adalah bentuk-bentuk komunikaasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya yang dapat di dengar, dimanipulasi, dapat dilihat dan dibaca. Dengan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pembelajaran berkaitan erat dengan tekhnologi pendidikan, dimana definisi teknologi pendidikan sendiri adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang belajar dan kondisi belajar untukmeningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mengajar dan latihan. Secara implisit adalah menetapkan prinsip-prinsip ilmiah, teknologi pendidikan adalah menerapkan teknik-teknik testing empiris untuk meningkatkan situasi belajar.

B. Landasan atau Dasar penggunaan Media Pendidikan

1.      Landasan Filosofis

Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa akan dapat banyak pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang mempunyai keperibadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.



2.      Landasan Psikologis

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Disamping itu persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media disamping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlansung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu:
Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang akan di ajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian Psikologis mengatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang kongkrit ketimbang hal yang abstrak. Berkaitan dengan ini ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film. Kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata. Hal ini berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan di mulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan media. Dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkret-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman.

3.      Landasan Teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan peraktek perancangan, pengembangan, pengelolaan, penerapan proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pmecahan masalah-masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi design atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.

4.      Landasan Empiris

Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi anara pengguna media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan biala ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memilih belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan mdia audio seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut dengan menggunakan media audio-visual. Erdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pengajaran jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

C. Urgensi Penggunaan Media Pembelajaran
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siwa/mahasiswa, kurangnya manat dan kegairahan.
Salah satu usaha untuk menhahadapi hal demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar-mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga, untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.
Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar mempunyai nialai-nilai praktis sebagai berikut:
1. media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimiliki mereka.
2. media dapat menagatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar dipahami secara langsung oleh siswa atau mahasiswa di dalam kelas seperti; objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka dengan melalui media akan dapat diatasi kesukaran-kesukaran tersebut.
3. media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkunagannya. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya.
4. media menghasilkan keseragaman . pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang diaggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis. Penggunaan media sepertti; gambar, film, model, grafik dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.
6. media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakan media horizon pengalaman anak semakin luas, presepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan dan minat baru selalu timbul.
7. media dapat membangkitkan keinginan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar. Pemasangan gambar di papan buletin, pemutaran film dan mendengarkan pogram audio dapat menimbulkan rangsangan tertentu ke arah keinginan untuk belajar.
8. media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sasmpai kepada yang abstrak. Sebuah film tenyang suatu benda atau kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa, akan dapat memberikan gambaran yang konkret tentang wujud, ukuran dan lokasi. Di samping itu, dapat pula mengarahkan kepada generalisasi tentang arti kepercayaan suatuu kebudayaan dan sebagainya.

D. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama, berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:
1.                    pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2.                    bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik;
3.                    metode pembelajaran akaan lebih bervarisi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan daan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jikaguru mengajar untuk setiap jam peljaran.
4.                    siswa lebih bbanyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan mendemontrasikan, dan lain-lain.
Contoh sederhana, guru akan mengajarkan masalah kepadatan penduduk di sebuah kota. Ia menggunakan berbagai media pengajaran antara lain gambar atau foto suatu kota yang padat penduduknyadengan segala permasalahannya. Gambar atau foto tersebut akan lebih menarik bagi siswa dibandingkan dengan cerita guru tentang padatnya kota penduduk tersebut. Kemudian guru menyajikan sesuatu grafik pertumbuhan jumlah penduduk kota tersebut dari tahun ke tahun sehingga jelas betapa cepatnya pertumbuhan kota tersebut.
Grafik tersebut dapat memperjelas pemahaman siswa terhadap pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Para siswa dapat melakukan analisis data penduduk, sebeb-sebab pertumbuhan penduduk, melakukan proyeksi jumlah penduduk tahun berikutnya, dan aspek lain dari grafik tersebut. Ia juga dapat membuat grafik penduduk dan memberi interpretasinya. Ini berarti kegiatan belajar siswa lebih banyak dan lebih mendalam.
Sementara itu guru lebih mudah mengatur dan memberi petunjuk kepada siswa apa yang harus dilakukan dari media yang digunakannya, sehingga tugasnya tidak semata-mata menuturkan bahan melalui kata-kata (ceramah). Penggunaan gambar dan foto serta grafik dalam contoh di atas adalah salah satu cara pengajaran dengan media pengajaran.
Alasan kedua, mengapa penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berfikir manusia mengikuti perkembangan dimulai dari berfikir konkrit menuju ke berpikir konkrit dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat di sederhanakan.
Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran Ilmu Bumi, pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengkonkritan dari konsep geografis, sehingga dapat di pelajari siswa daam wujud yang jelas dan nyata. Demikian pula penggunaan diagram yang melukiskan hubungan dan alur-alur terjadinya bel listrik atau bunyi radio merupakan gambaran dan penyederhanaan konsep berpikir abstrak dalam wujud yang mudah di pelajari oleh para siswa.
Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sampai pada kesimpulan bahwa proses dan hasil belajar para siswa mwnunjukkan perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media. Oleh sebab itu, penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjukan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio dan viseo dalam sistem pendidikan, lahirlah alat audio visual terutama menekankan penggunaan pengalaman langsung/konkrit untuk menghindarkan verbalisme.
Pada saat ini media pembelajaran mempunyai fungsi:
-          membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagai guru/dosen.
-          Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkrit).
-          Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).
-          Semua indera murid dapat di aktifkan. Kelemahan satu indera dapat diimbangi dengan indera lainnya.
-          Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
-          Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.


DAFTAR PUSTAKA

Sadiman Arief S. Media Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006
Sudjana Nana, Rival Ahmad. Media Pengajaran, Bandung, CV. Sinar Baru, setakan ketiga, 1997.
Sudjana Nana, Rival Ahmad. Teknologi Pengajaran, Bandung, Sinar Baru Algensindo, cetakan ke empat, 2003.
Percival Fred, Ellington Henry. Teknologi Pendidikan, Jakarta, Penerbit Erlangga, 1988.
niamw.files.wordpress.com/2010/04/bahan-ajar-media.pdf
Asnawir, Usman M. Basyiruddin. Media Pembelajaran, Jakarta, Ciputra Pers, cetakan 1 2002.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda